Home » » Salah Pilih

Salah Pilih



Resensi buku salah pilih




Novel              : Salah Pilih
Pengarang       : Nur Sutan Iskandar
Penerbit          : Balai Pustaka
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit   : 1928 (Cetakan Pertama)
  2000 (Cetakan Keduapuluh dua)
Tebal Buku      : 232 hal

Salah Pilih adalah salah satu buku karangan Nur Sutan Iskandar yang pertama kali dicetak dan disebar luaskan pada tahun 1928. Nur Sutan Iskandar lahir di Sungai batang, Beliau telah menghasilkan 82 judul buku. Atas jasa-jasa beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan,Departemen Sosial menganugerahi tanda kehormatan Perintis Kemerdekaan. Penghargaandi bidang kebudayaan juga diperoleh dengan pemberian tanda kehormatan Satyalencana pada tahun 1961.Satra “Salah Pilih” karya Nur Sutan Iskandar merupakan sebuah sastra yang klasik dalam hal isi, karena di dalamnya terdapat gambaran lengkap perasaan seseorang lengkap dengan liku-liku dalam kehidupannya, baik kasih sayang, cinta, cemburu, dendam, serta perasaan- perasaan yang umum yang dimiliki oleh manusia. Pengarangsastra ini sangat teliti dalam menceritakan urutan-urutan kejadian,
Di dalam novel “Salah Pilih”, Nur Sutan Iskandar lebih banyak menggunakan gaya bahasa yang teratur sesuai tata bahasa yang berlaku, namun ada keunikan-nya, yaitu banyak kata-kata lama yang masih dipakai, walaupun kata itu sudah tidak dipergunakan lagi. Tetapi hal tersebut malah yang membuat saya tertarik dengan novel ini. Dan hal tersebut membuat karakter tersendiri dalam novel.Buku ini menceritakan tentang kisah cinta seorang pemuda kayadengan seorang gadis yatim piatu yang diangkat anak oleh orangtua si pemuda. Cerita dimulaidari seorang Ibu bernama Mariati yang tinggal di rumah gadang di Sumatera Barat. Ibu Mariati ditemani oleh Masniah, serta seorang anak angkat yang lembut dan penuh kasih sayang bernamaAsnah.Cerita menjadi menarik ketika anak kandung bu Mariati, Asri, yang sedang sekolah dinegeri Batavia akan pulang ke kampung. Kepulangan Asri membawa kebahagian bagi Ibunya dan Asnah. Asri tidak akan melanjutkan sekolah dinegeri seberang karena mengikuti nasehat Ibunya agar tinggal di kampung dan menyuruhnya agar segera menikah. Tapi, kepulangan Asri membawa kegelisahan bagi Asnah, yang diam-diam mencintai Asri. Salahkah bila kemudian cinta Asnah kepada sang kakak berubah menjadi cinta kepada seorang kekasih? Perasaan rendah diri sebagai anak angkat sekaligus orang yang berutang budi kepada keluarga Asri mendorongnya untuk menyimpan isi hatinya rapat-rapat bahkan mendukung Asri memenuhi harapan ibunya untuk segera menikah. Lagi pula, pernikahansesuku tidak diperbolehkan oleh adat mereka.Dalam proses mencari calon istri, Asri meminta pendapat Asnah. Sebagai seorang adik,Asnah berusaha memberikan pendapat yang membuat kakaknya bahagia. Namun, kegalauan malah melanda Asnah. Apalagi saat Asri memilih Saniah, puteri bangsawan, sebagai istrinya.Saniah sebagai gadis ningrat mempunyai sifat yang angkuh dan tidak suka bergaul dengan orang yang tidak sederajat dengan dirinya.

Kini setelah mereka menikah, Saniah tinggal di rumah Asri bersama Asnah dan ibuAsri.Karena tidak didasari oleh rasa cinta, maka pernikahan antara Asri dan Saniah tidak mendapatkan kebahagiaan. Karena Saniah selalu ingin berkuasa dalam rumah tangga, makamengakibatkan Asri tidak suka dengan perangai istrinya tersebut. Kehidupan rumah tangganyatidak berbahagia, mereka sering bertengkar.Melihat kehidupan anaknya yang tidak harmonistersebut Ibu Asri menjadi sedih. Karena kesedihannya tersebut Ibu Asri akhirnya meninggaldunia.Sebelum meninggal Ibu sempat berpesan kepada Asri dan Asnah. Dihadapan mereka IbuAsri menyatakan penyesalannya, mengapa dahulu mereka tidak menikahkan Asri dan Asnahsaja. Wafatnya bu Mariati membuat Saniah merasa bebas di rumah gedang. Apalagi ibunyamendukung langkah Saniah untuk mengusir Asnah. Akhirnya Asnah pergi dan tinggal jauh darirumah gedang.Kepergian Asnah tidak membuat perilaku Saniah berubah. Dia semakin curiga dan marah pada Asri yang beberapa kali terlambat pulang dan terkadang tidak pulang. Saking marahnya,Saniah pergi tanpa pamit pada suaminya ke rumah ibunya. Tiba di rumah ibunya, Saniah danibunya pergi keluar kota untuk menemui saudaranya. Di perjalanan, mobil mereka mengalamikecelakaan yang menyebabkan Saniah dan ibunya meninggal dunia.Tak lama setelah Saniah meninggal, Asnah dan Asri pun menikah. Namun, pernikahanmereka mendapat ejekan dari orang-orang di kampung, karena Asnah dan Asri dianggap satusuku. Untuk menghindari cemoohan dan fitnah, mereka pindah ke Jakarta. Dan pada akhir cerita,Asri mendapat surat dari negerinya dan disuruh pulang untuk diangkat menjadi kepala negeri,dan semua tokoh masyarakat berjanji memperbaiki dan mengharumkan nama Asri dan Asnahsebagai pasangan ideal suami istri, tentu saja hal itu disambut dengan suka cita, lebih-lebih dapatmelanjutkan cita-citanya yang terbengkalai.Dari novel “Salah Pilih” ini, setidaknya kita mendapatkan kesimpulan bahwa apa yangdiceritakan oleh Nur Sutan Iskandar mungkin akan kita alami dikehidupan nyata. Suatu saat kita pasti akan mengalami beberapa pilihan dalam hidup ini. Jika kita menghadapi kondisi seperti itu,maka kita harus menjalaninya dengan kepercayaan diri secara maksimal, di dalam mengambilkeputusan kita harus kritik dan bijak agar tidak mengalami salah pilih. Hal ini karena kehidupanmerupakan kondisi yang menerapkan hukum kausalik, hukum sebab akibat. Segala apa yang kitalakukan akan memberikan akibat, oleh karena itu kita harus kritik dan bijak dalam mengambilsegala keputusan dalam hidup kita. Jika tidak, maka kita akan terjebak dalam kesulitan hidup, bahkan kesulitan itu tidak hanya sementara melainkan sepanjang hidup kita. Kita harusmenggunakan akal sehat dan pikiran yang jernih pada saat menentukan keputusan hidup


Unsur Intrinsik
1.Tokoh dan Penokohan
a.Asri               : Penyayang, sabar, terpelajar, taat pada orang tua.
b.Asnah           : Berbudi luhur, ramah, pemaaf, taat pada orang tua, agak tertutup.
c.Mariati         : Baik hati, sayang keluarganya.
d.Siti Maliah    : Baik hati, penyayang.
e.Saniah          : Pandai berakting, angkuh, sombong, suka menyindir.
f.Rusiah           : Sabar, baik, lembut.
g.Rangkayo     : Sombong, angkuh.h.Dt. Indomo: Baik, tetapi suami takut istri.i.Kaharuddin: Tidak suka membedakan orang, baik hati.
j.Mariah         : Baik, menyayangi Asnah seperti anak sendiri.k.Dt. Bendahara: Terlalu memegang teguh adat.
2.Tema            : Adat, pertentangan melawan adat.
3.Alur              : Maju.


4.Latar/Setting            : Daerah Minangkabau, dan Pulau Jawa.
5.Sudut Pandang         : Orang Ketiga.6.Gaya Bahasa: Menggunakan bahasa Melayu, ada sebagian kata yang kurang dapatdipahami dalam bahasa Indonesia dan tak sesuai dengan EYD.

7.Amanat:
a.Janganlah menilai seseorang hanya dari rupa dan harta saja, karena belum tentuseorang yang bagus rupa dan banyak harta, bagus pula perilaku dan akhlaknya.
b.Larangan dalam Adat istiadat memang harus dipatuhi, tapi kalau agamamenghalalkan dan tidak melarang, lebih baik kita berpegang teguh kepada hukumyang lebih tinggi nilainya dan mutlak hukumnya yaitu hukum agama.
c.Kita harus yakin dan mantap dalam memilih jalan untuk maju kedepan, karena bila ragu-ragu mungkin kita akan salah langkah dan mengalami derita sepertiAsri.
d.Kebenaran bukan dilihat dari jumlah banyak orang yang mempercayainya, tapiatas “dasar” sesuatu itu memang dapat disebut benar atau tindakan
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment